Profil Desa Pagiyanten
Ketahui informasi secara rinci Desa Pagiyanten mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil Desa Pagiyanten, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Sebuah desa yang memadukan warisan sejarah, potensi ekonomi kreatif melalui UMKM batik, serta kehidupan sosial budaya yang dinamis di tengah-tengah denyut industri Tegal.
-
Pusat Sejarah dan Religi
Desa Pagiyanten menjadi tuan rumah bagi situs bersejarah Makam Mbah Suro, yang dipercaya sebagai jejak awal penyebaran Islam di wilayah Tegal sejak abad ke-14, menjadikannya destinasi wisata religi penting.
-
Ekonomi Kreatif yang Berkembang
Aktivitas ekonomi desa ditopang oleh sektor UMKM yang tangguh, terutama melalui kerajinan batik tulis khas Tegal yang digerakkan oleh kelompok perajin lokal seperti "Batik Sekar Alam".
-
Kehidupan Sosial Budaya yang Dinamis
Masyarakat Desa Pagiyanten aktif melestarikan tradisi dan memperkuat kohesi sosial melalui berbagai kegiatan budaya seperti karnaval tahunan dan acara keagamaan yang semarak.
Terletak strategis di jalur perlintasan yang ramai di Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Desa Pagiyanten menjelma sebagai sebuah wilayah yang dinamis, di mana jejak-jejak sejarah berpadu harmonis dengan geliat ekonomi modern. Desa ini bukan hanya sekadar satuan administratif, melainkan sebuah kanvas sosial yang menampilkan corak budaya, semangat kewirausahaan dan kearifan lokal yang terus hidup di tengah arus perubahan zaman. Dengan populasi yang terus bertumbuh dan potensi yang beragam, Pagiyanten menawarkan potret sebuah desa yang berupaya menyeimbangkan tradisi dan kemajuan.
Desa Pagiyanten menjadi salah satu dari 21 desa di Kecamatan Adiwerna, sebuah kawasan yang dikenal sebagai salah satu pusat industri dan jasa di Kabupaten Tegal. Keberadaannya yang dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten dan jalur utama transportasi memberikan keuntungan tersendiri bagi aksesibilitas dan mobilitas warganya. Hal ini turut mendorong dinamika ekonomi dan sosial yang menjadikannya sebagai salah satu desa yang patut diperhitungkan di kancah regional.
Geografi dan Demografi Wilayah
Secara geografis, Desa Pagiyanten terletak pada koordinat 6°56′31″S 109°6′17″E. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal tahun 2023, desa ini memiliki luas wilayah sebesar 1,72 kilometer persegi. Wilayahnya yang relatif datar menjadi lahan subur bagi pemukiman penduduk serta pengembangan berbagai aktivitas ekonomi masyarakat.
Adapun batas-batas administratif Kecamatan Adiwerna, yang menaungi Desa Pagiyanten, ialah:
Sebelah Utara: Kecamatan Dukuhturi
Sebelah Timur: Kecamatan Talang dan Kecamatan Pangkah
Sebelah Selatan: Kecamatan Slawi dan Kecamatan Dukuhwaru
Sebelah Barat: Kecamatan Jatibarang (Kabupaten Brebes)
Pada tahun 2023, jumlah penduduk Desa Pagiyanten tercatat sebanyak 5.665 jiwa, yang terdiri dari 2.919 penduduk laki-laki dan 2.746 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduk Desa Pagiyanten mencapai sekitar 3.294 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, merefleksikan karakter wilayah sebagai kawasan pemukiman yang padat dan pusat aktivitas. Warga Desa Pagiyanten hidup berdampingan dengan desa-desa tetangga di dalam lingkup Kecamatan Adiwerna seperti Desa Penarukan, Kedungsukun, Harjosari Lor, dan lainnya, menciptakan interaksi sosial dan ekonomi yang erat.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Roda pemerintahan di Desa Pagiyanten berjalan di bawah kepemimpinan yang progresif dan terstruktur. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tegal, pemerintahan desa untuk periode terkini dipimpin oleh Kepala Desa, Bapak Nofal, yang dibantu oleh Sekretaris Desa, Bapak Beta Nurkholis Ismail, S.HI, beserta jajaran perangkat desa lainnya. Keberadaan struktur pemerintahan yang solid menjadi kunci dalam perencanaan dan eksekusi program-program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah desa secara aktif mengelola berbagai program, mulai dari pembangunan infrastruktur fisik seperti perbaikan jalan lingkungan hingga pemberdayaan masyarakat melalui dukungan terhadap kegiatan sosial, keagamaan, dan ekonomi. Transparansi dan akuntabilitas menjadi prinsip yang dipegang dalam tata kelola dana desa dan alokasi sumber daya lainnya. Berbagai inisiatif dari pemerintah desa seringkali bersinergi dengan partisipasi aktif warga, seperti yang terlihat dalam kegiatan gotong royong dan musyawarah desa untuk mencapai mufakat dalam setiap kebijakan strategis. Komunikasi yang efektif antara pemerintah desa dan warga menjadi fondasi utama dalam menjaga stabilitas dan mendorong kemajuan bersama.
Potensi Ekonomi dan Kewirausahaan Lokal
Kecamatan Adiwerna, tempat Desa Pagiyanten bernaung, telah lama dikenal sebagai salah satu sentra industri konveksi dan logam di Kabupaten Tegal. Imbas dari reputasi ini turut dirasakan oleh Pagiyanten, di mana semangat kewirausahaan tumbuh subur di kalangan warganya. Meskipun tidak didominasi oleh industri besar, denyut nadi ekonomi desa ini sangat ditopang oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang beragam.
Salah satu UMKM yang menjadi sorotan dan menunjukkan potensi besar yakni kelompok perajin batik "Sekar Alam". Berdiri sejak Agustus 2017, kelompok yang mayoritas beranggotakan ibu rumah tangga ini berupaya melestarikan warisan batik Tegal sekaligus memberdayakan ekonomi keluarga. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Iqtishodiah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah (2019), kelompok ini secara turun-temurun mewarisi keahlian membatik dan terus berupaya meningkatkan daya saing produk mereka di tengah kompetisi dengan batik dari daerah lain. Keberadaan kelompok ini merupakan bukti nyata bahwa sektor ekonomi kreatif memiliki tempat yang istimewa di Pagiyanten.
Selain kerajinan batik, berbagai industri rumahan lainnya juga berkembang, mulai dari produksi makanan ringan hingga jasa. Lokasi desa yang strategis memudahkan distribusi produk-produk ini ke pasar yang lebih luas. Mata pencaharian penduduk pun bervariasi, tidak hanya terfokus pada satu sektor. Banyak warga yang bekerja di sektor perdagangan, jasa, industri pengolahan di sekitar Adiwerna, serta sebagian kecil masih ada yang menggeluti bidang pertanian, meskipun lahan pertanian semakin terbatas seiring dengan pertumbuhan pemukiman.
Warisan Sejarah dan Budaya yang Mengakar
Desa Pagiyanten menyimpan sebuah peninggalan sejarah dan spiritual yang amat berharga, yaitu kompleks Makam Mbah Suro atau yang oleh sebagian masyarakat disebut sebagai Candi Suro. Situs yang diperkirakan berasal dari abad ke-14 ini diyakini sebagai salah satu jejak awal penyebaran agama Islam di wilayah Tegal. Tokoh yang dimakamkan di tempat ini, Sayid Syarif Abdurrohman, merupakan seorang ulama yang dihormati dan kisahnya menjadi bagian tak terpisahkan dari memori kolektif masyarakat.
Situs ini bukan hanya menjadi bukti sejarah, tetapi juga ruang spiritual yang hidup. Setiap malam Jumat Kliwon, kompleks pemakaman ini ramai dikunjungi oleh peziarah dari dalam maupun luar Tegal untuk melakukan ritual "nyepi" atau berkhalwat, sebuah tradisi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Keberadaan makam ini memberikan identitas unik bagi Desa Pagiyanten sebagai destinasi wisata religi.
Di luar warisan sejarah tersebut, kehidupan sosial budaya masyarakat Pagiyanten juga sangat dinamis. Semangat kebersamaan dan kreativitas warga terlihat jelas dalam berbagai perhelatan. Salah satu yang paling menonjol yakni Karnaval Kemerdekaan yang rutin diadakan setiap bulan Agustus. Pada perayaan tahun 2024, karnaval ini berlangsung sangat meriah dengan menampilkan berbagai kreasi unik seperti ogoh-ogoh khas Bali dan barongan, menunjukkan keterbukaan budaya dan semangat gotong royong warga. "Saya sebagai warga setempat merasa ikut bangga," ucap Nur Aeni, seorang warga, seperti dikutip media lokal, merefleksikan antusiasme komunal yang tinggi.
Semangat sosial dan religius juga tercermin dari inisiatif warga. Pada Februari 2025, seorang warga mewakafkan tanahnya untuk pengembangan mushola, yang kemudian disusul oleh wakaf tanah seluas 3.901 meter persegi dari warga lainnya untuk pemakaman umum pada Mei 2025. Inisiatif-inisiatif seperti ini menunjukkan kuatnya nilai kegotongroyongan dan kepedulian sosial yang telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Pagiyanten.
Desa Pagiyanten di Persimpangan Jalan
Desa Pagiyanten, Kecamatan Adiwerna, merupakan contoh nyata sebuah desa yang berhasil memadukan masa lalu dan masa kini. Dengan warisan sejarah Makam Mbah Suro sebagai pilar spiritual dan budaya, serta geliat ekonomi kreatif yang terus didorong oleh semangat kewirausahaan warganya, Pagiyanten berdiri kokoh sebagai entitas yang mandiri dan berdaya. Di bawah tata kelola pemerintahan yang transparan dan didukung oleh partisipasi aktif masyarakatnya yang dinamis, desa ini terus bergerak maju. Tantangan ke depan seperti peningkatan daya saing produk UMKM dan pengelolaan kepadatan penduduk tentu ada, namun dengan fondasi sosial dan budaya yang kuat, Desa Pagiyanten memiliki modal besar untuk terus berkembang dan menyejahterakan warganya di masa yang akan datang.
